Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Mempunyai rumah merupakan impian bagi semua
orang, apalagi ketika rumah itu dibangun dengan menggunakan konsep sendiri.
Namun kenaikan BBM berdampak pada sektor perumahan sehingga harga material
bangunan juga ikut naik, ditambah lagi dengan jasa bangunan yang kurang jujur
sehingga cenderung melambungkan haraga, maka dari kondisi tersebut kita sebagai
teknik sipil harus bisa memperhitungkan berapa biaya yang akan dihabiskan untuk
membangun suatu rumah, orang teknik sipil dituntut mampu mengetahui dan
menghitung hal tersebut, tidak hanya untuk rumah sendiri tetapi juga ketika
bekerja pada suatu perusahaan, karena ini merupajan bagian dari deskripsi
pekerjaanya.
Definisi
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
RAB
adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam
proyek konstruksi, sehingga diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Sedangkan
definisi rencana anggaran biaya (RAB) menurut para ahli akan dijelaskan sebagai
berikut:
1) J. A. Mukomoko
Dalam
bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan
(proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya,
serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
2) Bachtiar Ibrahim
Dalam
bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
3) Menurut Sugeng Djojowirono
Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan
untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh
biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Komponen
Pembentuk Rencana anggaran Biaya (RAB)
Untuk
menentukan biaya yang diperlukan pada suatu proyek perlu mengetahui komponen –
komponen pembentuk biaya tersebut yang terdiri atas:
1) Biaya Material dan Bahan
Material
adalah seluruh bahan yang digunakan dalam proyek yang pada akhirnya merupakan
bagian dari akhir proyek. Biaya material diperoleh berdasarkan harga
satuan yang dikalikan dengan besarnya volume pekerjaan. Bila data kuantitas
diperoleh dari gambar, maka data kualitas diperoleh dari
spesifikasi. Umumnya harga tersebut berasal dari produsen maupun
distributor.
2) Biaya Upah
Biaya upah buruh terdiri dari upah
langsung dan upah tidak langsung. Upah langsung merupakan upah yang
dibayarkan kepada buruh pada tiap periode tertentu. Upah tidak langsung
meliputi asuransi dan berbagai macam tunjangan.
Untuk
menentukan upah buruh dapat dihitung dengan menentukan banyak pekerja
berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas buruh. Upah buruh dapat
ditentukan berdasarkan pengalaman/proyek terdahulu dengan berbagai penyesuaian,
sehingga bisa dihitung total biaya upah.
3) Biaya Peralatan
Penentuan
jumlah dan jenis alat disesuaikan dengan volume pekerjaan dan kondisi lapangan.
Biaya dapat berupa biaya kepemilikan, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan.
Jenis
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1) Umum
Secara
Umum berikut ini jenis-jenis anggaran biaya dalam mengelola usaha:
a) Anggaran
biaya untuk pengenalan produk baru dengan menambah dan menggunakan mesin-mesin
dan peralatan baru
b) Anggaran
biaya untuk penggantian mesin-mesin dan peralatan baru
c) Anggran
biaya untuk perluasan produk dengan menambah kapasitas mesin-mesin dan
peralatan yang dibutuhkan perusahaan
d) Anggaran
biaya untuk memperluas gedung kantor, toko, pabrik, gudang dll
2) Proyek Konstruksi
Tampilan
RAB
|
Rencana
Anggaran Biaya dibagi dalam 4 jenis jika dilihat berdasarkan pada proses
perkembangan proyek dari mulai gagasan sampai proyek diserahkan dari kontraktor
ke owner. Berikut dijelaskan dibawah ini:
a) Rencana Anggaran Biaya Detail
(Kontraktor)
Anggaran
Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana
seperti gambar bestek dan rencana kerja dan syarat (RKS), dalam pengerjaan pembuatannya
lebih terperinci, teliti dan menyeluruh karena sudah memperhitungkan segala
kemungkinan seperti melihat medan pekerjaan di lapangan dan mempertimbangkan
metode - metode pelaksanaan. Rencana Anggaran Biaya ini kemudian dijabarkan
dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu pelelangan, dan menjadi harga
yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah satu rekanan ditunjuk
sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah ditanda tangani.
b) Rencana Anggaran Biaya Taksiran (Owner)
Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh
pemilik untuk memutuskan akan
melaksanakan
ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak biasanya masih dibantu dengan
Studi Kelayakan Proyek. Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
c) Rencana Anggaran Biaya Pendahuluan
(Konsultan Perencana)
Bisa
disebut juga sebagai rencanan anggaran biaya pendahuluan, perhitungan anggaran
Biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain) selesai dibuat oleh
konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan cermat
sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan
anggaran biaya ini didasarkan pada:
- Harga Satuan Pekerjaan
Dihitung dari harga satuan bahan dan harga
satuan upah berdasarkan perhitungan
analisa BOW.
- Gambar Bestek
Gunanya untuk menentukan / menghitung
besarnya volume masing – masing
pekerjaan.
- Bestek atau Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS)
Gunanya
untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
d) Anggaran Biaya Sesungguhnya (Real Cost)
Bagi
pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah yang terakhir, kecuali
dalam pelaksanaan terjadi tambah dan kurang (meer & minder werk). Bagi
kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran
yang sesungguhnya (Real cost) yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk
menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh
kontraktor sendiri. Penerimaan di atas dikurangi Real Cost adalah laba
diperoleh oleh kontraktor.
Peran
Rencanan Anggaran Biaya (RAB)
1) Secara Umum
Tanpa
adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya dikarenakan pembelian
bahan bangunan yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang
tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang tidak tepat, dan berbagai dampak
negatif lainnya. Peran rencanan anggaran biaaya (RAB) secara umum adalah:
a) Sebagia Alat Koordinasi,
Peran
RAB sebagai alat koordinasi ialah pada saat melaksanakan program kegiatan
tentunya harus memperlihatkan berbagai fungsi atau bagian yang ada dalam
perusahaan.
b) Sebagai Pedoman Perencanaan
Contoh
sederhanan misalnya digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan program kegiatan
perusahaan.
c) Sebagai Alat Pengendalian
Dikatakan
sebagai alat pengendalian misalnya saat pengevaluasiann hasil pelaksanaan
program kegiatan atau pekerjaan dalam perusahaan dengan standar yang telah
ditentukan.
2) Peran Pada Proyek Konstruksi
Perkiraan biaya memegang peranan
penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk
mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau
investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti: material, tenaga kerja,
pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing
organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda/ fungsi
estimasi
antara
lai sebagai berikut:
a) Bagi kontraktor
Merupakan
angka finansial yang diajukan dalam proses lelang gunan memperoleh pekerjaan
dan memperhitungkan keuntungan, dimana angka tersebut tergantung kepada
seberapa kecakapanya dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang
diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi, kemunngkinan besar kontraktor
yang bersangkutan akan mengalamai kekalahan dalam lelang. Sebaiknya, bila
mememnangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan
di belakang hari. Harga yang diajukan oleh kontraktor ini disebut dengan
estimasi Engineering
b) Bagi Konsultan
Merupakan
angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner) sebagai usulan biaya yang
terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat
ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan
angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut
dengan Bill of Quantity (BQ).
c) Bagi Owner
Merupakan
angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang akan menjadi salah satu
patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi. Secara praktis di lapangan
disebut dengan Ouwner Estimation (OE).
Manfaaat
Rencana Anggaran Biaya
RAB
berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan
kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan, sampai pengawasan proyek agar
berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal Anda dengan kontraktor.
Dengan
membuat RAB, biaya pekerjaan proyek bangun atau renovasi akan menjadi lebih
jelas dan terperinci. RAB juga dapat membantu memilih bahan bangunan yang cocok
untuk proyek. Untuk itu, pastikan sudah membuat RAB sebelum memulai pekerjaan
proyek.
a) Untuk
perbandingan secara berkala antara hasil nyata yang telah tercapai dengan
target.
b) Untuk
menetapkan tujuan khusus oprasional usaha dimasa yang akan dating.
c) Untuk
menetapkan gambaran taksiran biaya usaha.
d) Untk
menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan usaha.
e) Untuk
menetakan suatu rencana biaya dalam pengelolaan usaha.
f) Unuk
mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam usaha atau bisnis.
g) Untuk
pemeriksaan maju mundurnya kegiatan usaha.
h)
Untuk
pemberian tuga kepada bagia para pelaksana dalam usaha.
Faktor
Yang Mempengaruhi Perhitungan Rencanan Anggaran Biaya (RAB)
1) Desain ekonomi
Bilamana
terjadi perubahan desain seperti misalnya perubahan bentuk, tinggi, ukuran dan
sebagainya, maka beberapa penyesuaian terhadap tariff yang dipakai dalam
estimasi pendekatan pasti dilakukan. Keadaan tapak bangunan dapat juga
mempengaruhi desain dan cara membangun bangunan tersebut.
2) Kondisi Pasar
Ketika
menyiapkan estimasi, tariff dan harga yang dipakai biasanya akan diperoleh dari
proyek - proyek sebelumnya atau data biaya histories. Akan tetapi estimasi
pendekatan merupakan perkiraan harga tender pada waktu tertentu di masa
mendatang. Karenanya sangatlah perlu untuk memperbaruhi harga - harga tersebut
denagn menggunakan indeks harga tender sehingga sesuai dengan tingkat harga
sekarang. Selain itu perlu pula untuk memasukkan peningkatan biaya buruh dan
material yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan. Kelonggaran juga pasti
diberikan untuk memperhitungkan perubahan kondisi kontrak, tipe ouwner,
tersedianya buruh, beban kerja dan sebagainya serta naik turunnya dunia
industri.
3) Sarana Teknis
Masalah
ini menimbulkan suatu peningkatan proporsi proyek bangunan. Pentingnya biaya
ini menghendaki agar peninjauanya terpisah dari komponen biaya bangunan
lainnya. Pada rencana proyek yang besar, Quantity Surveyor ahli pasti dipakai
untuk memberikan pedoman terutama pada tahap estimasi perkiraan. Sebagai contoh
penyediaan alat pendingin udara (AC) dapat meningkatkan biaya proyek yang cukup
besar.
4) Pertimbangan Kualitas
Tariff
dari proyek lama adalah ditetapkan berdasarkan standart kualitas tertentu. Jika
standart ini akan dinaikkan atau diturunkan maka diperlukan adanya perubahan
dalam tariff estimasi yang diajukan. Mungkin perlu pula mlakukan penyesuaian
berdasarkan perkiraan atas peningkatan standart kualitas, dengan menunjukkan
keseluruhan perubahan. Alternatifnya, penyesuaian ini dapat pula lebih tepat,
misalnya dengan memilih kualitas lapisan luar dinding bata yang lebih baik,
maka tariff estimasinya dapat disesuaikan lebih obyektif.
5) Harga Dan Resiko Desain
Estimasi
disusun berdasarkan kombinasi tiga factor yaitu: kualitas, kuantitas dan
harga.dua hal pertama dari komponen ini menyangkut tentang desain, yang selalu
mengalami perubahan hingga penanda tangan kontrak. Desain selanjutnya akan
mempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh kontraktor. Pada permulaan
skema suatu desain akan digambarkan oleh sketsa denah dan elevasi, dan karena
kebutuhan, sketsa-sketsa ini akan lebih diperinci selama proses desain. proses
ini dapat berdampak penting terhadap biaya konstruksi. Resiko biaya yang
berkaitan dengan desain akan lebih banyak terjadi pada tahap permulaan dari
pada tahap tender. Oleh karenanya persentase yang lebih besar harus ditambahkan
untuk menutup resiko desain pada tahap permulaan, dari pada dalam tahap
selanjutnya selama proses desain terjadi.
6) Pekerjaan Eksternal
Akibat
sering terjadinya perbedaan yang cukup besar antara tapak-tapak bangunan, maka
terdapat hubungan biaya antara elemen pekerjaan eksternal dengan bangunan
sesungguhnya. Karenanya umumnya perlulah mencakup biaya-biaya ini sebagai
komponen tersendiri dalam estimasi. Ukuran tapak atau lokasi dan pekerjaan yang
harus dilaksanakan merupakan factor penting yang harus dipertimbangkan.
7) Kealpaan
Usulan
estimasi biaya harus secara jelas memperlihatkan apa saja yang telah dicakup,
melaui spesifikasi, dan apa saja yang tidak tercakup. Ouwner mungkin dapat
memaklumi atas pengasumsian bahwa estimasi satu juta telah mencakup semua
pengeluarannya bagi proyek tersebut. Ia tampaknya kurang dapat memaklumi bila
kemudian ia mengetahui bahwa beberapa kelompok pengeluarannya luput ditinjau.
Contoh nyata dari kealpaan ini antara lain: fee professional dan ongkos-ongkos
lain, VAT (Value Added Tax, pajak pertambahan nilai), biaya lahan, tagihan
bunga, perabot kecil- kecil dan komponen-komponen peralatan khusus yang mungkin
dibutuhkan untuk bengkel atau laboratorium.
Jadi dapat disimpulkan pada materi ini
bahwa harga pada umumnya berbeda sesuai dengan jenis dan mutunya (termasuk
sumber daya manusia). Selain itu, dipengaruhi oleh keadaan perekonomian
nasional serta kebijaksanaan pemerintah. Dari sisi ekonomi harga dapat
berfluktuasi sesuai dengan supply dan demand. Yang perlu
diperhatikan adalah kemungkinan kenaikkan biaya pada saat konstruksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar